BULELENGPOST.COM - Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un menyalahkan perubahan iklim sebagai salah satu faktor yang memperparah krisis pangan dan banjir dahsyat yang melanda wilayah timur laut negaranya.
Dia meminta para pejabatnya untuk memberlakukan langkah "darurat" terhadap banyak bencana yang dihadapi rezimnya pada pertemuan politbiro, menurut media pemerintah KCNA pada hari Kamis.
Baca Juga: Sukses Gulingkan Pemerintah, Junta Militer Guinea Segera Deklarasikan Pemerintahan Baru
Kim menekankan perlunya memperbaiki pengelolaan lahan Korea Utara setelah banjir menghancurkan jembatan dan rumah di pantai timur negara itu bulan lalu. "Bahaya" dari "iklim tidak normal," katanya, telah meningkat dalam beberapa tahun terakhir.
Kim menambahkan bahwa dia ingin para pejabat memulai "rencana aktif dan ambisius" untuk memperbaiki sungai, mengelola pengendalian erosi, memelihara tanggul, dan memulai proyek tanggul pasang surut sebagai bagian dari Rencana Lima Tahun reguler negara itu.
Baca Juga: Militer Myanmar Bebaskan Wirathu, Pendeta Budha Garis Keras yang Anti Islam
Dia menambahkan bahwa "cuaca buruk semakin terasa di seluruh dunia" dan bahwa Korea Utara akan rentan terhadap perubahan tersebut, menurut KCNA.
Topan tahun lalu, serta cuaca yang tidak menentu bergantian antara hujan monsun dan kekeringan, melenyapkan pasokan makanan negara itu, lapor Reuters.
Baca Juga: FIFA Selidiki Insiden Penghentian Laga Kualitifikasi Piala Dunia Argentina Vs. Brazil
Menurut Badan Intelijen Nasional Seoul, pemerintah otoriter bahkan mulai mendistribusikan cadangan gandum militernya untuk menopang populasi.
Pada pertemuan politbiro pada hari Kamis, dia mengatakan kepada para pejabat untuk "memobilisasi sepenuhnya tenaga kerja" untuk panen, dan transportasi makanan, dengan harapan dapat meningkatkan pasokan biji-bijian di negara itu.
Selain itu, Kim menyatakan kekhawatiran tentang pandemi COVID-19, yang katanya semakin tidak terkendali, memaksa mereka untuk memberlakukan pembatasan yang lebih ketat.
Korea Utara telah menegakkan perbatasannya dengan tindakan keras sejak awal pandemi pada awal 2020, mengerahkan ranjau darat dan mengeluarkan perintah tembak di tempat untuk untuk warga yang kabur secara ilegal.
Baca Juga: Tetap Konsisten, Ribuan Pengunjuk Rasa Kembali Desak Perdana Menteri Thailand untuk Mundur
Korea Utara juga secara teratur mengabarkan bahwa mereka bebas virus covid-19, bahkan menolak jutaan vaksin Sinovac Biotech karena mengatakan negara lain lebih membutuhkannya. Sebagian besar ahli wabah meragukan klaim tersebut.***