Hampir Satu Dekade Tidak Akur, Turki Akhirnya Jalin Kembali Hubungan dengan Mesir dan Negara-negara Arab

- 7 September 2021, 09:16 WIB
Delegasi Mesir yang dipimpin oleh Wakil Menteri Luar Negeri Hamid Loza akan bertemu dengan delegasi Turki yang dipimpin oleh Wakil Menteri Luar Negeri Sedat Onal di Ankara
Delegasi Mesir yang dipimpin oleh Wakil Menteri Luar Negeri Hamid Loza akan bertemu dengan delegasi Turki yang dipimpin oleh Wakil Menteri Luar Negeri Sedat Onal di Ankara /hurriyetdailynews.com

BULELENGPOST.COM - Turki dan Mesir dikabarkan kembali mengadakan pertemuan bilateral. Hal ini sejalan dengan mencairnya hubungan antara Turki dan negara - negara tetangganya setelah hampir satu dekade saling bersitegang satu sama lain.

Dikutip dari Al Jazeera, Selasa, 7 September 2021, pertemuan Turki di tingkat wakil menteri luar negeri adalah lanjutan dari pembicaraan Turki-Mesir setelah KTT Kairo bulan Mei, yang merupakan diskusi tingkat tinggi langsung pertama antara kedua negara sejak 2013.

Baca Juga: Jadi yang Pertama, TXT Rilis Mini Album Perdana Bahasa Jepang

Pertemuan tersebut adalah yang terbaru antara Turki dan negara-negara Arab setelah Musim Semi Arab 2011, yang berkaca pada gerakan anti-pemerintah di Timur Tengah dan peristiwa di kudeta di Afrika Utara yang telah lama mengancam stabilitas negara - negara lain di afrika.

Turki, yang mendukung kelompok-kelompok yang dekat dengan Ikhwanul Muslimin, melihat peluangnya untuk merebut peran utama di kawasan itu dan menekan rezim-rezim Arab untuk melakukan reformasi dalam menghadapi protes rakyat.

Sebaliknya, banyak dari mereka yang didukungnya mengalami kemunduran dan Turki mendapati dirinya terisolasi.

Baca Juga: BOR dan Kasus Harian Mengalami Penurunan, Jokowi Minta Masyarakat Tidak Euforia Berlebih

Di Mesir, perselisihan didorong antara kedua negara pada tahun 2013 ketika kepala militer Abdel Fattah el-Sisi menggulingkan Presiden Mohamed Morsi, seorang pemimpin Ikhwanul Muslimin dan sekutu Turki.

Arab Saudi dan Uni Emirat Arab juga muncul sebagai saingan kuat bagi Turki karena keduanya melihat Ikhwanul Muslimin sebagai ancaman bagi dinasti mereka yang berkuasa.

Halaman:

Editor: Bagus Putu Ardha Krisna Putra

Sumber: Al Jazeera


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x