Sebulan Sejak Kudeta, Ratusan Diplomat Afghanistan Hidup Dalam Ketidakpastian

16 September 2021, 22:28 WIB
Juru bicara Taliban Zabihullah Mujahid berbicara saat konferensi pers di Kabul, Afganistan, Senin, 6 September 2021 /Reuters

BULELENGPOST.COM -  Kembalinya Taliban ke tampuk kekuasaan telah membuat ratusan diplomat Afghanistan di luar negeri dalam ketidakpastian.

Para diplomat Afghanistan kehabisan uang untuk menjalankan misi dan takut untuk pulang serta putus asa dalam mencari perlindungan di luar negeri.

Kelompok militan Taliban sukses menggulingkan pemerintah Afghanistan pada 15 Agustus. Taliban mengatakan mereka telah mengirim pesan ke semua kedutaannya yang memberitahu para diplomat untuk melanjutkan tugas - tugas mereka.

Baca Juga: Menkop Sebut Potensi Pajak dari Pelaku UMKM Besar, Namun Kontribusinya Masih kecil

Tetapi delapan staf kedutaan yang berbicara kepada Reuters dengan syarat anonim, di negara-negara termasuk Kanada, Jerman dan Jepang, menggambarkan keputusasaan dalam misi mereka.

"Rekan-rekan saya memohon kepada negara tuan rumah untuk menerima mereka," kata seorang diplomat Afghanistan di Berlin.

"Saya benar-benar memohon. Para diplomat bersedia menjadi pengungsi," katanya, seraya menambahkan bahwa dia harus menjual segalanya, termasuk sebuah rumah besar di Kabul, dan "mulai dari awal lagi".

Baca Juga: Polisi Jerman Tangkap Empat Orang Terduga Pengancaman Tempat Ibadah Orang Yahudi

Dikutip dari Reuters, Kamis, 16 September 2021, misi Afghanistan di luar negeri menghadapi periode ketidakpastian yang berkepanjangan ketika sejumlah negara di seluruh dunia mempertimbangkan untuk mengakui pemerintahan Taliban, kata Afzal Ashraf, pakar hubungan internasional di Universitas Nottingham Inggris.

"Apa yang bisa dilakukan kedutaan tersebut? Mereka tidak mewakili pemerintah. Mereka tidak memiliki kebijakan untuk diterapkan," katanya, seraya menambahkan bahwa staf kedutaan kemungkinan akan diberikan suaka politik karena masalah keamanan jika mereka kembali ke Afghanistan.

Baca Juga: Cara Memperoleh Kartu Verifikasi Vaksinasi Non Indonesia

Taliban telah berusaha untuk menunjukkan wajah yang lebih berdamai sejak kembali berkuasa.

Juru bicara Taliban telah meyakinkan rakyat Afghanistan bahwa mereka tidak akan membalas dendam dan akan menghormati hak-hak masyarakat, termasuk perempuan.

Tetapi laporan penggeledahan dari rumah ke rumah dan pembalasan terhadap mantan pejabat dan etnis minoritas telah membuat warga afghanistan hilang kepercayaan dan hidup dalam bayang - bayang ketakutan.

Baca Juga: Kasus Covid-19 di Denpasar Melandai, Satu Lokasi Isoter Resmi Ditutup

Sekelompok utusan dari pemerintah yang digulingkan mengeluarkan pernyataan bersama untuk menyerukan para pemimpin dunia untuk menolak pengakuan resmi terhadap Taliban.***

Editor: Bagus Putu Ardha Krisna Putra

Sumber: Reuters

Tags

Terkini

Terpopuler