Dubes Myanmar Desak PBB Turun Tangan Sikapi Pembantaian Oleh Junta Militer

- 5 Agustus 2021, 13:58 WIB
Sejumlah pengunjuk rasa yang mengecam keras aksi kekerasan yang dilakukan Junta Militer
Sejumlah pengunjuk rasa yang mengecam keras aksi kekerasan yang dilakukan Junta Militer /Stringers/Reuters

BULELENG POST - Duta Besar Myanmar untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menolak meninggalkan jabatannya meskipun dipecat setelah kudeta pada Februari yang dilakukan oleh junta militer.

Kyaw Moe Tun mengirim surat kepada Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres pada hari Selasa, 3 Agustus 2021 mengatakan bahwa 40 mayat telah ditemukan di kotapraja Kani pada bulan Juli di daerah Sagaing, sebelah barat laut Myanmar.

Baca Juga: Raih Jabatan Perdana Menteri, Pemimpin Junta Militer Myanmar Berkuasa Hingga 2023

Dikutip PikiranRakyat-Cirebon.com dari Malay Mail, Kamis, 5 Agustus 2021 Junta Militer Myanmar telah membantah hal itu. Sejauh ini AFP belum dapat memberikan laporan verifikasi secara independen setelah jaringan telekomunikasi terputus di wilayah terpencil.

Dalam surat dijelaskan bahwa militer telah menyiksa dan membunuh 16 pria di sebuah desa di kotapraja sekitar tanggal 9 dan 10 Juli yang mengakibatkan 10.000 warga mengungsi dari daerah tersebut.

Baca Juga: Kebakaran Hebat Hanguskan Desa - Desa di Yunani

Dia mengatakan 13 mayat ditemukan lagi pada beberapa hari setelah bentrokan antara kelompok pemberontak dan pasukan keamanan pada 26 Juli.

Kyaw Moe Tun juga menambahkan bahwa 11 pria lainnya, termasuk seorang anak laki-laki berusia 14 tahun, tewas dan dibakar di sebuah desa terpisah pada 28 Juli.

Dalam surat tersebut, duta besar Myanmar untuk PBB itu menegaskan seruannya untuk embargo senjata global pada junta yang berkuasa dan mendesak komunitas internasional untuk melakukan intervensi kemanusiaan.

Halaman:

Editor: Bagus Putu Ardha Krisna Putra

Sumber: Pikiran Rakyat Cirebon


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x