Dubes Myanmar Desak PBB Turun Tangan Sikapi Pembantaian Oleh Junta Militer

- 5 Agustus 2021, 13:58 WIB
Sejumlah pengunjuk rasa yang mengecam keras aksi kekerasan yang dilakukan Junta Militer
Sejumlah pengunjuk rasa yang mengecam keras aksi kekerasan yang dilakukan Junta Militer /Stringers/Reuters

Baca Juga: Perkosa Fans Berusia Remaja, Kris Wu Terancam Hukuman Mati

“Kami tidak bisa membiarkan militer terus melakukan kekejaman seperti ini di Myanmar,” kata Kyaw Moe Tun kepada AFP.

“Sudah saatnya bagi PBB, khususnya Dewan Keamanan PBB, untuk mengambil tindakan,” sambungnya.

Myanmar berada dalam kekacauan sejak juntak militer menggulingkan kepemimpinan sipil pada 1 Februari, melancarkan tindakan represif terhadap segala bentuk perbedaan pendapat yang telah menewaskan lebih dari 900 orang, menurut sumber lokal.

Baca Juga: Atlet Belarus yang Diusir Tim Olimpiade Negaranya Kini Mendapatkan Suaka Di Polandia

Kyaw Moe Tun dengan penuh semangat menolak kudeta dan menepis klaim junta bahwa dia tidak lagi mewakili Myanmar. Meskipun PBB masih menganggapnya sebagai utusan yang sah.

Tun dipecat oleh junta pada Februari, sehari setelah dia memberi hormat tiga jari di Majelis Umum PBB menyusul pidato berapi-api yang menyerukan kembalinya pemerintahan sipil. Dia juga mengatakan sejak kemarin pihak berwenang AS telah meningkatkan keamanan untuknya setelah beredar ancaman yang ditujukan terhadapnya.

Baca Juga: Promosikan Album Terbaru Untuk Fans Di Israel, Billie Eilish Dikecam Warganet

“Polisi dan otoritas keamanan di sini di New York sedang mengerjakannya,” jelas Tun tanpa memberikan rincian tentang sifat-sifat ancaman itu.***

 

Halaman:

Editor: Bagus Putu Ardha Krisna Putra

Sumber: Pikiran Rakyat Cirebon


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah