Sekitar 250 pejuang Hizbullah tewas dalam perang tersebut. Serangan roket Hizbullah menewaskan 43 warga sipil Israel dan 12 tentara.
Pasukan Israel mengatakan mereka hanya mengebom infrastruktur kritikal negara Lebanon yang memberikan “kontribusi signifikan terhadap kapasitas operasional” Hizbullah.
Adapun infrastruktur itu terutama landasan pacu satu-satunya bandara internasional di negara itu, jembatan dan jalan, pembangkit listrik, jaringan air, mercusuar di Beirut, dan studio televisi Al-Manar milik Hizbullah.
Baca Juga: Akhiri Kebuntuan Politik Selama 5 Tahun, Maduro dan Oposisi Sepakat Mediasi
Pemerintah Lebanon memperkirakan biaya kerusakan itu mencapai $2,8 miliar.
Israel juga menembakkan sekitar empat juta munisi tandan, sebagian besar selama tiga hari terakhir perang ketika gencatan senjata sudah dekat, tetapi tidak semuanya diledakkan.
Menurut Human Rights Watch, saat ini masih ada satu juta ranjau darat yang tidak meledak tersebar di berbagai ladang, kota, dan desa. ranjau tersembunyi ini sangat berpotensi melukai atau membunuh warga hingga hari ini.
Baca Juga: Eks Bos Samsung Terpidana Kasus Suap Dibebaskan Lebih Awal
Tetapi penyelidikan pemerintah Israel menyimpulkan bahwa perang tahun 2006 tidak berhasil. Israel memulai perang panjang, yang berakhir tanpa kemenangan militer yang jelas.
Sementara itu, Sekretaris Jenderal Hizbullah, Hassan Nasrallah dalam pidatonya baru-baru ini mengatakan perang tahun 2006 adalah kemenangan kunci bagi kelompok itu dan untuk keamanan Lebanon.