Baca Juga: Universitas Harvard Tunjuk Seorang Ateis sebagai Kepala Pendeta
Di masa lalu, warga Gaza yang terlibat dalam kerusuhan tersebut terbiasa melakukan aksi pembakaran ban, melemparkan alat peledak, dan memainkan suara peringatan roket palsu dalam upaya untuk membingungkan warga Israel yang tinggal di dekat perbatasan dan mengganggu tentara yang menjaga perbatasan.
Bentrokan itu terjadi meskipun Israel pada Kamis melonggarkan beberapa pembatasan perdagangan dan pergerakannya, memungkinkan barang dan bahan tambahan masuk ke Gaza.
Baca Juga: Fabio Quartararo Juara, Berikut Daftar 10 Pembalap Jawara MotoGP di Sirkuit Silverstone
Pada hari Sabtu kementerian kesehatan Gaza yang dikelola Hamas mengumumkan bahwa seorang anak laki-laki berusia 13 tahun yang terluka parah dalam bentrokan tersebut.
Omar Abu Nil, seorang penduduk lingkungan Al-Tuffah Kota Gaza, ditembak di kepala oleh tembakan Israel, menurut pejabat kesehatan Hamas. Abu Nil dirawat selama seminggu di rumah sakit Gaza sebelum meninggal.
Baca Juga: Indonesia Sukses Ekspor Jengkol dan Petai ke Jepang Senilai Rp339 Juta dari Satu Provinsi
Abu Nil diduga ditembak oleh pasukan Israel selama protes kekerasan yang melihat ratusan pengunjuk rasa Palestina mendekati pagar pembatas, melempar batu dan membakar ban.
من وداع الطفل عمر أبو النيل الطالب في الصف التاسع pic.twitter.com/VbD6xjZ1Ll— حسن اصليح | Hassan (@hassaneslayeh) August 28, 2021
Selain Abu Nil, seorang warga Palestina lainnya dan seorang polisi Israel terluka parah dalam bentrokan tersebut. Warga Palestina lainnya, Osama Dueij, meninggal pada hari Kamis; Hamas mengklaim Dueij sebagai anggota sayap bersenjatanya.
Baca Juga: Hasil Undian Liga Champions 2021/2022, Group B adalah Group Neraka