BULELENGPOST.COM - Indonesia, seperti halnya banyak negara masih terus berjuang memerangi pandemi dimana percepatan vaksinasi masih terkendala oleh maraknya disinformasi di media sosial.
Postingan di media sosial kerap menginformasikan vaksinasi sebagai paksaan, dan bahkan menyarankan bahwa kampanye vaksin sebagai bagian dari plot genosida rasial. Sejarah panjang konflik dan ketidakpercayaan di Papua telah menciptakan rumor yang menakutkan bagi khalayak luas di Papua.
Baca Juga: Jadi yang Pertama di Eropa, Polandia akhiri Proses Evakuasi Warganya di Afghanistan
"Konflik sudah berlangsung begitu lama. Sehingga, apapun yang dilakukan pemerintah pusat akan terlihat mencurigakan," kata Adriana Elisabeth, pakar Papua di Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, sebagaimana dikutip dari France24, Jumat, 27 Agustus 2021.
Seruan oleh aktivis lokal tidak banyak membantu untuk mengangkat rendahnya jumlah vaksinasi di antara orang Papua, yang berjumlah kurang dari 30.000. Papua telah melewati gelombang pandemi sebelumnya yang relatif tanpa cedera, dengan 40.000 kasus penularan yang dikonfirmasi.
Baca Juga: Meski Belum Disetujui BPOM, Vaksin Nusantara Sudah bisa Diakses Masyarakat
Varian Delta yang sangat menular telah mendatangkan malapetaka di daerah lain di Indonesia khususnya papua, mengingat sistem kesehatan yang kurang memadai akibat minimnya dana untuk menavigasi krisis.
Sementara itu, pihak berwenang justru menyalahkan jumlah vaksinasi yang rendah akibat maraknya informasi hoax di media sosial yang sebagiannya melibatkan para pemimpin gereja Papua.
Baca Juga: Update Covid-19 di Provinsi Bali per Kamis 26 Agustus 2021