Kisah 'Bahaya Seram' BNPB Gelar Simulasi Gempa dan Tsunami di Ambon

- 1 Oktober 2021, 19:17 WIB
Simulasi Gempa dan Tsunami di Ambon
Simulasi Gempa dan Tsunami di Ambon /Dok. BNPB

BULELENGPOST.COM - Jelang Peringatan Bulan Pengurangan Risiko Bencana (PRB), Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menggelar simulasi gempa dan tsunami di Dusun Air Manis, Negeri Laha, Kecamatan Teluk Ambon, Provinsi Maluku, Kamis, 30 September 2021.

Sekretaris Utama BNPB Lilik Kurniawan yang hadir saat simulasi menyampaikan, kegiatan simulasi atau gladi kebencanaan harus sering dilakukan untuk mengetahui kesiapsiagaan masyarakat dan sarana yang disiapkan untuk mengurangi dampak bencana.

“Simulasi evakuasi mandiri ini untuk mengukur ketepatan lama waktu yang ditempuh oleh masyarakat ketika melakukan evakuasi sebelum terjadinya tsunami, jadi kalau latihan terus pasti masyarakat sudah paham, melakukan apa berbuat apa untuk keselamatannya,” kata Lilik dikutip dari keterangan resminya pada Jumat, 1 Oktober 2021.

Baca Juga: Daftar Desa Wisata di Kabupaten Klungkung

Selain melakukan simulasi untuk meningkatkan kesiapsiagaan, masyarakat diimbau untuk mencari sumber informasi yang resmi dari Lembaga yang berwenang agar terhindar dari berita yang tidak benar.

“Kita siapkan ketangguhan masyarakat, supaya masyarakat itu selamat apabila terjadi gempa dan tsunami. Khususnya warga Maluku, bahwa kita tinggal di negeri yang rawan gempa dan tsunami. Diharapkan masyarakat mematuhi apa yang disampaikan BMKG dan BPBD,” imbuhnya.

Lebih lanjut ia menambahkan, Tanggungjawab penanggulangan bencana tidak hanya dipikul oleh pemerintah, namun merupakan tanggungjawab dan urusan bersama, pentingnya keterlibatan pentaheliks dalam penanggulangan bencana.

Baca Juga: PTM Hari Pertama di Kota Denpasar Berjalan Kondusif

Dibutuhkan keterlibatan pemerintah baik pusat maupun daerah, akademisi, dunia usaha, media, dan masyarakat dalam kesiapsiagaan dan mitigasi menghadapi gempabumi dan tsunami.

Pemerintah mempersiapkan sarana dan prasarana seperti rambu jalur evakuasi tsunami, memasang sistem peringatan dini, menyiapkan tempat evakuasi; dan simulasi agar warga siap sedia jika gempabumi dan tsunami terjadi.

Murad Ismail, Gubernur Maluku mengatakan, hidup di Maluku merupakan anugerah bagi seluruh masyarakat.

Baca Juga: Update Covid-19 di Provinsi Bali per Jumat 1 Oktober 2021

Pihaknya tidak menutup mata akan sejarah kelam kebencanaan yang pernah dialami pendahulu dan leluhur tanah Maluku salah satunya ancaman bencana gempa dan tsunami.

"Tepat tanggal 30 September 1889, masyarakat maluku mengenal kisah “Bahaya Seram”, hilangnya negeri elpaputih yang konon jatuh ke dalam laut akibat goncangan yang luar biasa, merenggut nyawa dan memporak-porandakan kehidupan di masa itu,” ujar Murad.

Kemudian Ia menjelaskan, potensi bencana yang cukup tinggi di Maluku, harus dijadikan pijakan untuk meningkatkan kesiapsiagaan masyarakat Maluku, harus siap untuk menghadapi bencana yang akan datang kapan saja.

Baca Juga: Tambahan 705.300 Dosis Vaksin AstraZeneca tiba di Indonesia

Sebagai tambahan informasi, sejak tahun 2012, Indonesia secara konsisten meyelenggarakan peringatan Bulan Pengurangan Risiko Bencana setiap Bulan Oktober.

Tujuannya adalah membangun kesadaran bersama, dialog dan mengembangkan jejaring antar pelaku PRB serta dapat dijadikan ajang pembelajaran bersama bagi pelaku PRB seluruh Indonesia.

Baca Juga: Ala Ayuning Dewasa Sabtu, 2 Oktober 2021, Tidak Baik Membangun Rumah

Acara puncak peringatan bulan PRB akan dilaksanakan dari tanggal 19-20 Oktober 2021 di Kota Ambon. ***

Editor: Putu Ariek Putra Wijaya Kusuma


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x