Kemudian atas dasar laporan tersebut, Presiden bersama Wakil perdana Menteri I Soebandrio dan Wakil Perdana Menteri III Chaerul Saleh bertolak menuju Bogor.
Lalu Mayor Jenderal Soeharto mengutus tiga perwira tinggi dari Angakata Darat yakni Brigadir Jenderal M. Jusuf, Brigadir Jendral Amirmachmud dan Brigadir Jendral Basuki Rahmat untuk menemui Presiden Soekarno di Bogor.
Baca Juga: Sejarah Piala Thomas Cup, Dicetuskan Oleh Pemenang All England
Setibanya di Bogor, ketiga utusan Soeharto melakukan perbincangan dengan Presiden Soekarno terkait situasi terkini.
Ketiga persiwa itu mengatakan jika Mayjen Soeharto mampu mengendalikan situasi serta memulihkan keamanan jika diberikan surat kuasa atau surat tugas. Di mana surat tersebut berisi tentang memberikan kuasa kepadanya.
Dikutip dari Pikiran Rakyat pada Jumat, 11 Maret 2022, endral (purn) M Jusuf, pembicaraan dengan Presiden Soekarno hingga pukul 20.30 malam.
Baca Juga: 9 Oktober Hari Pos Dunia, Berikut Sejarah Terbentuknya Hari Pos Dunia
Dari sinilah muncul Surat Perintah 11 Maret, sebab usai perbincangan itu Presiden Soekarno kemudian membuat surat perintah yang ditujukan kepada Mayjend Soeharto selaku panglima Angkatan Darat sebagai mengambil gerakan yang perlu sebagai memulihkan keamanan dan ketertiban.
Surat Perintah itu dibawa ke Jakarta oleh Sekretaris Markas Besar AD Brigjen Budiono dan sampai di Jakarta pada 12 Maret 1966 pukul 01.00 waktu setempat.