Teknologi Blockchain dan NFT, Siap Dikembangkan di Denpasar

- 19 Agustus 2021, 21:21 WIB
Walikota Denpasar menerima kunjungan CEO Kepeng.io dan Baliola.com
Walikota Denpasar menerima kunjungan CEO Kepeng.io dan Baliola.com /Dok. Pemkot Denpasar

BULELENGPOST.COM - Walikota Denpasar, I Gusti Ngurah Jaya Negara menyambut baik pengembangan Teknologi Blockchain beserta NFT yang akan mengakomodasi sumber daya kreatif di Kota Denpasar untuk semakin mengglobal.

Baca Juga: 10 Karya Terbaik Desainer Muda Denpasar Tampil di Paris Fashion Week 2021

Hal tersebut disampaikan Jayanegara saat menerima kedatangan CEO Kepeng.io (salah satu mata uang bitcoin asal Bali) dan pengembang Baliola.com, Marketplace NFT pertama di Bali, I Gede Putu Rahman Desyanta, Kamis 19 Agustus 2021.

Baca Juga: Ketahui Manfaat Rutin Melakukan Donor Darah untuk Kesehatan

Walikota Denpasar didampingi Ketua Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) Kota Denpasar Putu Yuliartha dan Kabid Pengembangan Sumber Daya Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Diparda Denpasar, I Wayan Hendaryana.

Baca Juga: Greysia Polii Gantung Raket, Eng Hian: Tidak untuk Saat ini

Perkembangan Teknologi penyimpanan data digital (Blockchain) terhubung dengan kriptografi dan penggunanya tidak bisa dilepaskan dari mata uang bitcoin.

Salah satunya melalui Non Fungible Token (NFT) yang mengakomodasi konten kreator serta seniman memasarkan aneka karya foto, video, lukisan, animasi, lagu dan lainnya secara virtual dan dapat menjangkau pasar global.

Baca Juga: Soal Covid-19, Dandim Jembrana : Warga yang Isoman Harus Pindah ke Isoter.

“Melihat potensi pegiat kreatif di Kota Denpasar sangat besar dan banyak potensi yang dapat digali. Apalagi melihat banyak keterbatasan seniman/konten kreator berkarya di masa pandemi, ini bisa menjadi solusi. Pengembangan ekonomi kreatif harus dijadikan salah satu landasan pembangunan Kota untuk bergerak ke depan,” ujar Jaya Negara.

Baca Juga: Update Penanggulangan Covid-19 di Provinsi Bali per Kamis 19 Agustus 2021

Sementara CEO Kepeng.io dan pengembang Baliola.com, I Gede Putu Rahman Desyanta  mengatakan bahwa pengembangan Blockchain dan NFT karya seni/kreatif di Bali didasari harus ada landasan jelas bagi ekspor karya seni/kreatif di Bali.

Baca Juga: Indonesia Ekspor Komoditas Pertannian ke 61 Negara Tujuan, Jokowi: Kepala Daerah Wajib Perkuat Petani

“Selama ini ada kecenderungan karya setelah diperjual belikan sang pembuatnya  kehilangan hak intelektual dan royalti. Dengan NFT, sepanjang nanti transaksi setelah transaksi pertama dan karya berapa kali dijual, seniman aslinya akan tetap mendapatkan royalti. Jadi ada sistem yang menjaga hak intelektual seniman,” ujarnya.

Baca Juga: 2030, Indonesia Ditarget 13 juta Motor Listrik dan 2,2 juta Mobil Listrik

Ditambahkannya, saat ini NFT masih belum banyak dikenal, namun diprediksi 10 tahun mendatang akan ramai selayaknya medsos Facebook dan lainnya.

Seniman di Kota Denpasar nantinya akan memiliki laman tersendiri di Baliola.com. Hingga saat ini sudah terdaftar 300 Seniman di pusat data Baliola.com.

Baca Juga: Jokowi Ijinkan Pelaksanaan Pembelajaran Tatap Muka dengan Syarat Berikut Ini

“Namun yang membedakan kami dengan Marketplace NFT lainnya yakni adanya validasi seniman dan verivikasi karya sehingga tetap ada kontrol kualitas. Pasar kami sendiri adalah pasar internaisonal, mesiki tak menutup juga pasar dalam negeri. Kami juga bersyukur dipertemukan dengan Pemkot Denpasar agar nantinya program ini juga dapat disinergikan dengan program  sister city yang telah berjalan sebelumnya,” pungkasnya. ***

Editor: Putu Ariek Putra Wijaya Kusuma

Sumber: Humas Pemkot Denpasar


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah