Kenaikan Harga BBM Nonsubsidi Picu Inflasi Provinsi Bali September 2022

- 4 Oktober 2022, 19:12 WIB
Ilustrasi Grafik Inflasi
Ilustrasi Grafik Inflasi /Geralt / Pixabay

BULELENGPOST.COM - Kenaikan harga BBM non-subsidi per 3 September 2022 lalu menyebabkan Inflasi Provinsi Bali September 2022.

Kenaikan tarif angkutan antar kota, bahan bakar rumah tangga, rokok kretek filter, dan rokok putih juga picu Inflasi Provinsi Bali September 2022

Hal tersebut disampaikan Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali Trisno Nugroho dalam keterangan resminya di Denpasar pada Selasa, 5 Oktober 2022.

Baca Juga: Banten yang Digunakan untuk Buda Wage Klawu, Piodalan Bhatara Rambut Sedana

Berdasarkan rilis BPS Provinsi Bali, Inflasi Provinsi Bali September 2022 sebesar 0,54% (mtm) atau 6,84% (yoy).

Secara bulanan inflasi Bali lebih rendah dari inflasi nasional sebesar 1,17% (mtm), namun secara tahunan masih diatas nasional (5,95%, yoy).

Baca Juga: Lirik Lagu Bali Merasa Tertekan dari Raja Band Bali

Inflasi bulanan Provinsi bali yang lebih rendah dari nasional tersebut tidak terlepas dari upaya Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Provinsi dan Kabupaten/Kota di Bali untuk mendorong penurunan harga kelompok volatile foods (terutama komoditas hortikultura), serta second round effect terhadap harga komoditas kelompok core inflation.

Baca Juga: Peruntungan Shio Ayam, Shio Anjing dan Shio Babi hari Rabu, 5 Oktober 2022

Secara rinci, kelompok administered price (AP) mengalami lonjakan inflasi sebesar 6,88% (mtm), lebih tinggi dari bulan sebelumnya sebesar 0,31% (mtm).

Di sisi lain, komponen yang menahan laju inflasi adalah tarif angkutan udara seiring dengan tren penurunan harga minyak global serta menurunnya permintaan tiket pesawat seiring dengan penurunan aktivitas penerbangan domestik pada Bulan September dibandingkan bulan sebelumnya.

Baca Juga: Peruntungan Shio Kuda, Shio Kambing dan Shio Monyet hari Rabu, 5 Oktober 2022

Sementara itu, kelompok core inflation tercatat mengalami deflasi sebesar -0,14%, berbalik arah dibandingkan dengan bulan sebelumnya yang mengalami inflasi sebesar 0,54% (mtm).

Deflasi pada kelompok tersebut dipengaruhi oleh menurunnya permintaan canang sari sejalan dengan berkurangnya intensitas upacara keagamaan.

Baca Juga: Peruntungan Shio Kelinci, Shio Naga dan Shio Ular hari Rabu, 5 Oktober 2022

Di sisi lain, tekanan deflasi tertahan naiknya harga kue kering berminyak seiring dengan kenaikan harga tepung terigu.

Lebih lanjut, kelompok volatile food mengalami deflasi sebesar -3,33% (mtm), lebih tinggi dibandingkan deflasi pada bulan sebelumnya sebesar -3.74% (mtm).

Baca Juga: Peruntungan Shio Tikus, Shio Kerbau dan Shio Macan hari Rabu, 5 Oktober 2022

Deflasi volatile food terutama didorong oleh penurunan harga bawang merah, tomat, dan cabai merah seiring dengan masih berlangsungnya musim panen di sentra produksi (Kab. Bangli).

Selain itu, deflasi juga bersumber dari penurunan harga minyak goreng seiring dengan tren penurunan harga CPO global dan penurunan harga daging ayam ras akibat tingginya impor Day Old Chicken (DOC) beberapa bulan yang lalu.

Baca Juga: Daftar Anime Rilis Oktober 2022, Mana yang Paling Ditunggu?

Namun demikian, laju deflasi kelompok volatile foods tertahan oleh kenaikan harga beras akibat berakhirnya musim panen dan curah hujan yang tinggi.

Pada Oktober 2022, Provinsi Bali diprakirakan mengalami inflasi, namun lebih rendah dibandingkan bulan sebelumnya.

Baca Juga: Lirik Lagu Jamrud berjudul Autopsi

Tekanan inflasi diprakirakan bersumber dari dampak lanjutan kenaikan harga BBM, kemudian kenaikan harga beras seiring dengan berakhirnya musim panen, serta kenaikan harga ikan akibat tingginya curah hujan dan gelombang laut.

Baca Juga: Ramalan Kesehatan Zodiak Capricorn, Aquarius dan Pisces hari ini Selasa, 4 Oktober 2022

TPID Provinsi dan Kabupaten/Kota di Bali senantiasa melakukan koordinasi untuk melakukan pemantauan harga dan pasokan, penyelenggaraan operasi pasar secara intensif, peningkatan Kerja sama Antar Daerah (KAD) untuk memenuhi pasokan, dan penambahan anggaran dari Biaya Tak Terduga (BTT) APBD untuk program pengendalian inflasi di Provinsi Bali.

***

Editor: Putu Ariek Putra Wijaya Kusuma


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x