BULELENGPOST.COM - Kelompok pemberontak Taliban sukses meraih kekuasaan tertinggi setelah dua dekade bergerilya di pedalaman Afghanistan. Kedepannya sebagian besar warga Afghanistan akan menghadapi pemerintahan, dan gaya hidup yang sangat berbeda, dari yang mereka kenal sejak invasi pimpinan AS pada akhir 2001.
Dikutip dari Los Angeles Times, Senin, 16 Agustus 2021, ketika kelompok pemberontak Islam pertama kali berkuasa pada tahun 1996, mereka menyebut diri mereka sebagai gerakan korektif dalam masyarakat yang terperosok dalam pelanggaran hukum selama bertahun-tahun dalam perang saudara.
Baca Juga: Link Upacara Detik-detik Proklamasi Secara Virutal
Di bawah interpretasi keras mereka tentang yurisprudensi agama, perempuan dan anak, perempuan hampir sepenuhnya tersingkir dari kehidupan publik dan dilarang bekerja dan bersekolah.
Taliban memberlakukan aturan busana pada kedua jenis kelamin, dan mengamanatkan hukuman brutal seperti potong tangan dan eksekusi dengan rajam berdasarkan hukum syariat Islam menurut mereka. Mereka juga diketahui melarang adanya televisi dan musik.
Baca Juga: 15 Tahun Setelah Berperang, Hizbullah Lebanon dan Israel Jalin Kembali Hubungan
Meskipun, Akhir-akhir ini Taliban berusaha menampilkan citra yang lebih baik. "Kami akan menghormati hak-hak perempuan," kata juru bicara Taliban Suhail Shaheen dalam sebuah wawancara dengan BBC.
“Kebijakan kami adalah bahwa perempuan akan memiliki akses ke pendidikan dan pekerjaan. Tetapi mereka juga harus mengenakan jilbab,” tambahnya.
Pernyataan lain dari Taliban telah berusaha untuk meyakinkan warga Afghanistan dan lainnya bahwa pemberontak tidak akan terlibat dalam penjarahan atau pembunuhan balas dendam terhadap anggota pemerintah sebelumnya.