Berkaca dari Krisis Suriah, Turki Tolak Gelombang Imigran Tambahan dari Afghanistan

- 30 Agustus 2021, 09:29 WIB
Menteri luar negeri Turki, Mevlut Cavusoglu (kanan) bersama menteri luar negeri Jerman, Heiko Maas (kiri)
Menteri luar negeri Turki, Mevlut Cavusoglu (kanan) bersama menteri luar negeri Jerman, Heiko Maas (kiri) /Reuters

BULELENGPOST.COM - Pemerintah Turki menyatakan pihaknya tidak akan lagi menanggung beban gelombang migran baru dari Afghanistan.

Menteri Luar Negeri Turki, Mevlut Cavusoglu mengungkapkan hal itu terkait kekhawatiran tentang gelombang migran baru yang rawan disusupi setelah kudeta Taliban.

“Sebagai Turki, kami telah cukup melaksanakan tanggung jawab moral dan kemanusiaan kami terkait migrasi. Tidak mungkin bagi kami untuk menanggung beban pengungsi tambahan,” kata Cavusoglu  saat berbicara dalam konferensi pers bersama dengan Menteri Luar Negeri Jerman Heiko Maas.

Baca Juga: Empat Terdakwa Kasus Pemerkosaan dan Pembunuhan Gadis Sembilan Tahun di India, Terancam Hukuman Mati

Dikutip dari Al Jazeera, Senin, 30 Agustus 2021, peristiwa kudeta di Afghanistan telah memicu kekhawatiran di Uni Eropa akan terulangnya krisis pengungsi 2015.

Diperkirakan hampir satu juta orang melarikan diri dari perang dan kemiskinan di Timur Tengah dan sekitarnya menyeberang ke Yunani dari Turki sebelum melakukan perjalanan ke utara khususnya negara-negara di Eropa.

Baca Juga: Ali Fikri Benarkan KPK Gelar OTT di Jawa Timur, Pelaku Maling Uang Rakyat Masih di Rahasiakan

Untuk membendung arus pengungsi, Uni Eropa mencapai kesepakatan dengan Turki pada 2016 untuk menampung warga Suriah yang melarikan diri dari perang di negara mereka dengan imbalan miliaran euro untuk proyek pengungsi.

Cavusoglu mengatakan Eropa, serta negara-negara regional, juga akan terdampak jika migrasi dari Afghanistan berubah menjadi krisis yang mirip seperti krisis pengungsi Suriah.

Halaman:

Editor: Bagus Putu Ardha Krisna Putra

Sumber: Al Jazeera


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah