BULELENGPOST.COM - Seorang anggota dewan senior dari Bank Sentral Afghanistan mendesak Departemen Keuangan AS dan Dana Moneter Internasional (IMF) untuk segera memberikan akses terbatas kepada pemerintah yang dipimpin Taliban.
Dikutip dari Al Jazeera, Kamis, 2 September 2021, Taliban masih kesulitan untuk mendapatkan akses ke sebagian aset senilai sekitar $10 miliar milik Da Afghanistan Bank (DAB). Salah satu bank besar di Afghanistan yang sebagian besar asetnya berada di luar negeri.
Baca Juga: Tambahan 583.400 Dosis Vaksin Jadi Astrazeneca Tiba di Indonesia, Total Vaksin RI 218,5 juta dosis
Menyikapi hal tersebut, Pemerintahan Presiden AS Joe Biden mengatakan aset bank sentral apa pun yang dimiliki pemerintah Afghanistan di Amerika Serikat akan dibekukan untuk Taliban. Sedangkan IMF mengatakan Afghanistan dipastikan tidak akan mendapatkan akses pinjaman apapun dari luar negeri.
Baca Juga: WHO Temukan Varian Baru Virus Covid-19 asal Kolombia Bernama Mu
Profesor ekonomi di Montgomery College di Maryland dan anggota dewan bank sejak 2002, Shah Mehrabi mengatakan kepada Reuters dalam sebuah wawancara telepon pada hari Rabu bahwa Afghanistan akan menghadapi krisis ekonomi parah jika cadangan internasionalnya tetap dibekukan.
Mehrabi menekankan dia tidak berbicara atas nama Taliban tetapi mendorong ini dalam kapasitasnya sebagai anggota dewan. Dia mengatakan dia berencana untuk bertemu dengan anggota parlemen AS minggu ini, dan berharap untuk berbicara dengan pejabat Departemen Keuangan AS.
Baca Juga: Moderna Sebut Vaksin Mereka yang Dikirim ke Jepang Mengandung Stainless Steel
“Jika masyarakat internasional ingin mencegah keruntuhan ekonomi, salah satu caranya adalah dengan membiarkan Afghanistan mendapatkan akses terbatas dan terpantau ke cadangannya,” katanya.