Cara Efektif Atasi Mutasi varian Mu Menurut Epidemiolog

- 28 September 2021, 12:03 WIB
Ilustrasi Protokol kesehatan menggunakan masker
Ilustrasi Protokol kesehatan menggunakan masker /Tumisu/Pixabay

BULELENGPOST.COM - Munculnya virus Corona varian Mu atau B.1.621 harus diantisipasi agar tidak meluas.

Pemerintah meminta masyarakat patuh dan disiplin protokol kesehatan meski kasus Covid-19 terus menurun setiap harinya.

Varian Mu dikhawatirkan karena menurut riset awal World Health Organization (WHO), varian ini diduga kebal terhadap vaksin.

Baca Juga: Ala Ayuning Dewasa Rabu, 29 September 2021, Baik untuk Upacara Manusa dan Pitra Yadnya

Oleh sebab itu, WHO mengkategorikan varian ini sebagai varian yang diwaspadai atau variant of Interest (VoI) sehingga menjadi perhatian khusus.

Lalu, bagaimana cara mengatasi varian Mu ini?

Dilansir Bulelengpost dari laman Covid19.go.id, Epidemiolog dari Centre for Environmental and Population Health Griffith University Australia Dicky Budiman mengatakan ada sejumlah cara yang dapat dilakukan untuk mencegah COVID-19 varian Mu.

Baca Juga: Kisruh Penyelenggaraan Formula E, Pasha Ungu Tanyakan Keikutsertaan PSI

Dicky mengungkapkan disiplin protokol kesehatan, vaksinasi serta penerapan tracing, testing, dan treatment (3T) tetap menjadi solusi efektif untuk mencegah penularan COVID-19 varian baru ini.

Tak hanya itu, protokol kesehatan yang diterapkan benar-benar harus 5M, yakni memakai masker, mencuci tangan pakai sabun dan air mengalir, menjaga jarak, menjauhi kerumunan, dan membatasi mobilitas dan interaksi.

“Sebetulnya reaksi, respons, atau strateginya tetap sama, yaitu 3T, 5M, dan vaksinasi,” kata Dicky.

Baca Juga: Semakin Digempur, Milisi Iran dihantam Pesawat Nirawak di Suriah Timur

Varian Mu yang dikategorikan sebagai varian yang diwaspadai oleh WHO, menurutnya hal ini karena varian Mu lebih cepat menular.

Pasalnya, dalam kurun waktu 9 bulan sejak ditemukan pertama kali pada Januari 2021 di Kolombia, sudah terdeteksi di 43 negara.

Kendati demikian, sampai saat ini penyebaran varian Mu di antara kasus COVID-19 di dunia masih berada di bawah angka 0,1 persen.

Baca Juga: Pertumbuhan Ekonomi Mulai Membaik, Pemenrintah Siapkan Berbagai Dukungan Pemulihan Ekonomi

Terkait varian Mu yang diduga kebal terhadap vaksin, Dicky mengungkapkan varian Mu bisa menurunkan efikasi vaksin dan antibodi.

Penyintas COVID-19 tetap berpotensi terinfeksi varian Mu sehingga masyarakat yang terinfeksi varian Delta atau terinfeksi Alpa tetap bisa terinfeksi dengan Mu.

Oleh sebab itu, ia mendukung langkah pemerintah yang memperketat pintu masuk negara.

Baca Juga: Ramalan Asmara Zodiak 28 September 2021: Cancer dan Gemini Salah Paham, Sagitarius dalam Posisi yang Haromonis

Menurutnya, bagi warga yang masuk ke Indonesia tidak cukup hanya menunjukkan hasil tes negatif COVID-19, namun juga karantina.

“Karantina efektif selama tujuh hari bagi yang sudah divaksin lengkap dengan vaksin yang efektif misal messenger RNA, kemudian tesnya negatif. Kalau yang belum vaksin lengkap karantina 14 hari, kemudian tesnya negatif,” ucapnya.

Meski varian Mu belum terdeteksi di Indonesia, namun masyarakat harus tetap waspada. Pasalnya, virus Corona terus bermutasi dan memunculkan varian baru. ***

Editor: Putu Ariek Putra Wijaya Kusuma


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah