Dukung Upaya Pemulihan Ekonomi, Pengamat: Indonesia Perlu Keterbukaan Ekonomi

- 15 September 2021, 08:50 WIB
ilusterasi keterbukaan ekonomi Indonesia untuk upaya pemulihan ekonomi
ilusterasi keterbukaan ekonomi Indonesia untuk upaya pemulihan ekonomi /falovelykids/ pixabay

BULELENGPOST.COM --- Demi Upaya mendukung upaya pemulihan ekonomi Indonesia, pengamat ekonomi Felippa Ann Amanta menilai Indonesia perlu meningkatkan keterbukaan ekonomi.

Diperlukan kebijakan yang fokus ke fasilitas perdagangan bebas, investasi asing langsung serta pengembangan industri bernilai tambah.

Menurutnya, Pandemi Covid-19 memengaruhi jumlah penanaman modal asing secara global. Sehingga menurut Kepala Penelitian Center for Indonesian Policy Studies (CIPS) Indonesia perlu bersaing lebih keras untuk emnarik modal asing.

Baca Juga: Langgar Perjanjian, Dubes Afghanistan untuk PBB Desak Taliban agar Disanksi

"Perlu bersaing lebih keras untuk menarik modal asing khususnya menunjukkan komitment kepada keterbukaan keterbukaan ekonomi," kata Kepala Penelitian Center for Indonesian Policy Studies (CIPS) dikutip Bulelengpost dari Antaranews pada Rabu, 15 September 2021.

Flippa juga menjelaskan terkait untuk mendukung keterbukaan ekonomi yang lebih luas, Indonesia perlu memastikan sistem hukum lewat kepastian hukum dan juga regulasinya.

Baca Juga: Game Indiana Jones Bakal Dirilis Ekslusif di Konsol Xbox

Menurutnya, hambatan non-tarif juga regulasi yang kurang bersahabat dengan open trade acapkali menjadi penghalang kemajuan ekonomi.

Impor yang meningkatkan nilai tambah produksi dalam negeri, akan berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi, karenanya Indonesia harus memastikan bahwa apa yang diimpornya akan menghasilkan nilai tambah bagi industri di Indonesia, termasuk yang memasok produk antara (intermediate goods) untuk diolah lebih lanjut di dalam maupun luar negeri.

Baca Juga: Ibu Hamil Hindari Olahraga Berikut Ini, Bisa Menyebabkan Keguguran

Indonesia berada pada peringkat 70 dari 165 negara pada Economic Freedom of The World: Annual Report 2021 yang menggunakan data dari 2019. Indonesia termasuk lemah di salah satu indikator kebebasan, yaitu perdagangan dengan menempati peringkat ke-91.***

Editor: Gede Apgandhi Pranata


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah