Monumen Bhuwana Kertha, Simbol Perjuangan Pada Masa Revolusi Fisik.

- 20 Agustus 2021, 11:07 WIB
Monumen Bhuwana Kertha Buleleng
Monumen Bhuwana Kertha Buleleng /dok. dinsos.bulelengkab.go.id

BULELENGPOST.COM --- Buleleng memiliki sejarah panjang tentang perjuangan kemerdekaan Indonesia. Bahkan sebelum ibu kota di pindahakan ke Denpasar, Buleleng adalah ibu kota Provinsi Bali.

Namun kali ini kita akan membahas sejarah perjuangan rakyat Buleleng, pada Masa Revolusi Fisik.

Monumen Bhuwana Kertha adalah simbol perjuangan pada masa revolusi fisik. Setelah peristiwa Puputan Margarana 20 November 1946 dan pasca Belanda berhasil membentuk Negara Federal melalui perjanjian Renville.

Baca Juga: Taliban Menang, Partai Komunis Pakistan : Ini Menginspirasi Kelompok Jihad Seantero Negeri

Ruang gerak pejuang pemuda terus bertambah sempit, terlebih terbentuknya Negara Indonesia Timur(NIT) yang bernaung di bawah Republik Indonesia Serikat (RIS).

Tidak ada pilihan lain kecuali bersifat Denpensip hingga ada ketentuan dari Yogyakarta.

Pada masa dituasi yang sulit, timbul sebuah ide dari pejuang yang kala itu sedang mengadakan rapat di Panji bagian atas yang berbunyi:Bila Perjuangan Republik Indonesia Menang, Nanti Para Pejuang Akan Membangun Sebuah Pura Republik.

Baca Juga: Uni Eropa Kecam Iran atas Pelanggaran Kesepakatan Nuklir

Kemudian sebagai simbol Perjuangan Merah Putih pada pura yang akan dibangun itu akan menanam dua pohon beringin, sebatang di jeroan dan sebatang lagi ditanam di jaba pura.

Terkait kepastian rapat kala itu tidak disebut mengingat kala itu pejuang melakukan perang grilia. Namun dari pengakuan penduduk menyebutnya daerah " Munduk Penggorengan"adalah lokasi yang di maksudkan sebagai tempat menyampaikan kaul itu.

Baca Juga: Teknologi Blockchain dan NFT, Siap Dikembangkan di Denpasar

Kaul itu menjadi persoalan selanjutnya karena untuk mewujudkannya muncul pertanyaan "Dimanakah nanti kaul itu diikrarkan" karena setelah ikrar akan di tanam 2 batang pohon sebagai lambang merah putih para pejuang tidak punya tanah untuk membeli juga tidak mungkin dalam kondisi yang terjepit.

Kemudian 17 Januari 1948 atas takdir kehendak Ida Shang Hyang Widhi Wasa, kebetulan perundingan pencarian tempat itu di dengarkan oleh seorang petani tua yang bisa ikut membantu perjuangan para pemuda dan menunjukan sebidang tanah milik keluarganya,dan para pejuang menerima tawaran itu.

Dan bertepatan dengan 17 Agustus yang sekaligus hari proklamasi RI mengadakan "IKRAR" bersama yang berbunyi "Bila Republik Indonesia Menang di Tempat inn Nanti Akan Di Bangun Sebuah Pura Republik".

Baca Juga: 10 Karya Terbaik Desainer Muda Denpasar Tampil di Paris Fashion Week 2021

Pada tanggal 17Januari 1948 setelah upacara bendera,acara di lanjutkan dengan penanaman dua pohon beringin dengan jarak 17 meter arah Utara-Selatan, kemudian para pejuang bubar setelah memberi penghormatan kepada dua pohon beringin itu,dengan harapan akan mendatangkan berkah bagi perjuangan rakyat Buleleng khususnya dan Indonesia umumnya.

Dinsos Buleleng berharap nantinya agar masyarakat Buleleng bisa menanamkan nilai - nilai kepahlawanan agar nantinya bisa menghargai jasa-jasa para pahlawannya. ***

Editor: Gede Apgandhi Pranata

Sumber: dinsos.bulelengkab.go.id


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah