BULELENGPOST.COM - Pemberontakan Darul Islam/Tentara Islam Indonesia (DI/TII) merupakan salah satu gerakan radikal pasca proklamasi kemerdekaan dan agresi Belanda di Indonesia.
Pembangkangan bersenjata ini merupakan yang paling panjang dalam sejarah Indonesia. Durasi konflik antara DI/TII dan Pemerintah RI berlangsung selama 13 tahun (1949-1962).
Bahkan menurut versi orang-orang DI/TII sendiri perlawanan itu masih berlangsung hingga tahun 1964.
Baca Juga: Menteri Luhut: PPKM Berlanjut, Pemerintah Tetap Mengedepankan Ekonomi dan Kesehatan
Di awal revolusi, para anggota DI/TII sebagian besar berasal dari laskar Hizbullah dan Sabilillah. Kelompok ini sejatinya ikut berjuang bersama melawan militer Belanda bersama TNI.Pada 1946-1947, mereka kerap melakukan patroli dan penghadangan bersama.
Benih - benih permusuhan antara orang-orang DI/TII dengan para prajurit TNI baru muncul pada awal 1949.
Pada saat itu, terjadi pertemuan antara SM Kartosoewirjo dengan Panglima Laskar Sabilillah dan Raden Oni Syahroni.
Baca Juga: Teks Asli Tulisan Tangan Soekarno Dihadirkan dalam Peringatan Detik-detik Proklamasi
Pertemuan ini terjadi lantaran ketiga tokoh tersebut menentang adanya Perjanjian Renville. Mereka menganggap perjanjian tersebut tidak melindungi warga Jawa Barat.