Tujuan Melasti yang Dilaksanakan Sebelum Nyepi, Tradisi Unik saat Sasih Kesanga

- 4 Maret 2023, 10:19 WIB
Ilusterasi Melasti sebagai salah satu rangkaian dari Catur Berata Penyepian
Ilusterasi Melasti sebagai salah satu rangkaian dari Catur Berata Penyepian /Gede Putu Agus Sunantara/wikimedia/Bulelengpost/

BULELENGPOST.COM - Melasti adalah salah satu rangkaian dari pelaksanaan Nyepi. Masing-masing wilayang menggelarnya berbeda.

Namun pada dasarnya pelaksanaan Melasti atau Mekiyis dilakukan sebelum Nyepi.

Saat melaksanakan Melasti, umat hindu akan membawa pratima dan kelengkapnya menuju sumber air seperti laut, sungai atau danau.

Baca Juga: Ini Makna Melasti, Rangkaian Nyepi yang Merupakan Pembersihan Bhuana Agung

Dalam melaksanakan persembahyangan, posisi pratima dan umat akan melakukan persembahyangan ke arah Utara atau sumber air.

Disebutkan dalam Lontar Sundarigama dan Shanghyang Aji Swamandala, Melasti adalah proses meningkatkan Sraddha dan Bhakti pada para Dewata dan manifestasi Tuhan, yang bertujuan untuk menghilangkan mala atau penderitaan.

Baca Juga: Makna dan Tujuan Melasti yang Masuk dalam Rangkaian Nyepi

Melasti juga memiliki makna sebagai pembersihan Bhuwana Agung dan menyucikan diri.

Disebutkan pula bahwa Melasti memiliki tujuan untuk pembersihan lahir bathin manusia berserta alam dengan cara menggunakan air kehidupan.

Baca Juga: Dukung Hari Arak Bali, Ketut Darmayasa Sebut Sebagai Salah Satu Dukunga Pemerintah Terhadap Warisan Budaya

Bali sendiri melakukan rangkaian Nyepi dibagi menjadi beberapa wilayah yakni untuk wilayah provinsi dengan menggelar upacara tawur, kabupaten Panca Kelud, kecamatan Panca Sanak dan Panca Sata.

Kemudian, pada tingkat desa sedangkan untuk tingkat desa menggunakan Ekasata dan tingkat keluarga menggunakan segehan Panca Warna sie tanding atau 9 tanding, segehan nasi sasah 100 tanding.

Baca Juga: Tidak Hanya Arak, Sate Lilit hingga Jaja Laklak Resmi Ditetapkan Sebagai Warisan Budaya Tak Benda Indonesia

Sanggah Cucuk lalu dipasang pada pintu halaman rumah dengan menghaturkan ajuman, dandanan, tumpeng ketan sesayut, peras, banten daksina, penyeneng jangan-jangan serta perlengkapannya..

Selain itu, di sanggah cucuk juga digantungkan ketipat kelan dengan sujang arak tuak.

Baca Juga: Tukarkan Kode Redeem Update Free Fire Edisi Sabtu, 4 Maret 2023 Serbu Sekarang Juga

Pada bagian bawah dihaturkan asoroh segehan agung, segehan manca warna 9 tanding dengan olahan ayam burumbun dan tetabuhan arak, berem, tuak dan air tawar.

Lalu usai melakukan pecaruan kecuali yang belum ketus gigi atau belum tanggal gigi melakukan upacara byakala prayascita dan natab sesayut pamyakala lara malaradan di halaman rumah.

***

Editor: Gede Apgandhi Pranata


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah