Manis Galungan
Wraspati Umanis Wuku Dungulang atau sehari setelah Galungan dilakukan dharma santi yakni kunjungan ke sanak keluarga dan kerabat guna melakukan silahturahmi dan saling maaf-memaafkan atas segala tindakan yang pernah dilakukan.
Malam harinya dilakukan persembahyangan memuja Dewata Nawa Sanga, mohon agar kemenangan dharma dapat dipertahankan pada diri kita seterusnya.
Baca Juga: Klaim Kode Redeem PUBG Mobile 4 Juli 2023 Sobb, Dapetin Sumbangan Cash Lagi!
Pemujaan di malam hari selama sembilan malam sejak hari manis galungan sampai hari penampahan kuningan disebut sebagai persembahyangan Nawa Ratri (nawa = sembilan, ratri = malam) dimulai berturut-turut memuja bhatara-bhatara: iswara, mahesora, brahma, rudra, mahadewa, sangkara, wisnu, sambu, dan tri purusa (siwa-sada siwa-parama siwa).
Pemaridan Guru
3 hari setelah Galungan yakni pada Saniscara Pon Wuku Dungulan dikenal sebagai Pamarindan Guru.
Pemarindan Guru adalah hari terakhir Wuku dungulan. Saat ini dilakukan pesembahyangan khususnya pemujaan dilakukan pada Bhatara Brahma.
Ulihan
Redite Wage Wuku Kuningan, bhatara-bhatari kembali ke kahyangan, persembahyangan di pura atau sanggah pamerajan bertujuan mengucapkan terima kasih atas wara nugraha-nya.
Baca Juga: Daftar Rainan Sepanjang Juni 2023, Purnama nemu Tumpek Landep Ditutup dengan Buda Kliwon
Pemacekan Agung
Soma Kliwon Wuku Kuningan atau Soma Pemacekan Agung merupakan hari keramat dan dilakukan pesembahan sajen caru yang ditujukan kepada para bhuta agar tidak mengganggu manusia.
Penampahan Kuningan
Sukra Wage Wuku Kuningan umat Hindu menyambut Kuningan. Malam harinya persembahyangan terakhir dalam urutan Dewata Nawa Sanga yaitu pemujaan kepada Sanghyang Tri Purusha (Sisa, Sada Siwa, Parama Siwa).