Desensitisasi, Terapi Mengatasi Fobia Jarum Suntik

14 September 2021, 20:21 WIB
Ilustrasi jarum suntik. /Whitesession/Pixabay

BULELENGPOST.COM - Pernah mendengar orang yang takut terhadap jarum suntik? Atau ada kerabat yang mengalaminya? Atau Anda sendiri mengalaminya? Jika iya, kondisi ini dikenal dengan istilah trypanophobia.

Dilansir Bulelengpost dari laman Healthline, Trypanophobia merupakan kondisi dimana seseorang mengalami ketakutan yang berlebihan akan tindakan medis yang melibatkan suntikan atau tindakan yang berhubungan dengan jarum suntik.

Fobia ini tidak hanya dialami anak-anak tapi juga sebagian orang dewasa. Biasanya, beberapa hari atau jam sebelum dan saat berhadapan dengan jarum suntik, penderita bisa merasakan beberapa tanda fobia jarum suntik.

Baca Juga: Ibu Hamil Hindari Olahraga Berikut Ini, Bisa Menyebabkan Keguguran

Fobia jarum suntik dialami apabila menjumpai tanda seperti jantung berdebar, tensi menjadi naik, tangan gemetar, nafas terengah, keringat dingin, pusing, lemas, gelisah dan cemas hingga pingsan.

Baca Juga: Bali Catat Kasus Sembuh Bertambah 700 orang

Orang dengan fobia akan berusaha menghindari kondisi/situasi dan objek yang bisa memicu ketakutan atau berusaha menghadapinya sambil menahan rasa takut dan cemas.

Baca Juga: Kolaborasi BTS dan Coldplay Siap Meluncur 24 September, Berikut Bocorannya

Karena itu, tidak sedikit yang belum melakukan vaksin bukan karena takut vaksinnya tapi fobia melihat jarum suntik atau takut rasa sakit yang disebabkan oleh jarum suntikBaca Juga: Ala Ayuning Dewasa Rabu, 15 September 2021, Tidak Baik Menggelar Upacara Bakar Mayat

Hingga saat ini, belum ada penyebab pasti seseorang bisa mengalami fobia jarum suntik. Namun beberapa kondisi yang bisa memicunya adalah:

Baca Juga: Diduga Kena Serang Hacker asal China, BIN: Hingga Saat Ini Server Kami Masih Aman Terkendali

1. Punya pengalaman buruk atau traumatis terkait jarum suntik atau disuntik.

2. Memiliki kerabat atau orangtua yang menderita fobia.

3. Ada perubahan kimia di otak.

4. Kerap mendapatkan informasi negatif tentang jarum suntik atau disuntik, misalkan ditakut-takuti jarum suntik sewaktu kecil.

Baca Juga: BMK Perkirakan Musim Hujan Datang Lebih Awal Pada Wilayah Berikut Ini

Salah satu metode paling berhasil dalam mengatasi fobia termasuk trypanophobia adalah terapi desensitisasi atau pemaparan.

Baca Juga: Pengacara Pangeran Andrew Tepis Tuduhan Kasus Pelecehan Seksual

Pada terapi ini, penderita secara sengaja dipaparkan alias dipertemukan dengan jarum suntik.

Baca Juga: Bioskop Kembali Dibuka, Menteri Sandiaga Uno: Semoga Bisa Membangkitkan Geliat Industri Perfilman

Dimulai dengan menunjukkan gambar, lalu video, kemudian dipaparkan dengan jarum, memegang jarum, hingga proses penyuntikan secara langsung.

Baca Juga: Whatsapp kembangkan Fitur Transkrip untuk Atasi Voice Notes yang Berantakan

Pada terapi pemaparan ini, sensitivitas akan menurun jika Anda dipertemukan dengan pemicu fobia Anda secara terus menerus.

Baca Juga: Facebook ijinkan Publik Figur Lewati Kebijakan Moderasi

Lama kelamaan tubuh dan otak akan merespon ketakutan tersebut dan akan berusaha mengatasi dan membiasakan.

Baca Juga: Umumkan Telah Selesaikan Proses Syuting, Film Predator Ganti Judul Jadi Skulls

Pemaparan secara bertahap dan berkelanjutan lama-lama dapat mengurangi sensitivitas seseorang terhadap pemicu fobianya.

Baca Juga: Berikut Series dan Film yang Wajib Ditonton di Amazon Prime Pekan ini

Untuk membantu mengatasi fobia, penderita disarankan melakukan meditasi sambil memberikan sugesti pada diri sendiri. Caranya:

1. Duduk yang nyaman dan tenang.

2. Posisi duduk tegak, letakkan tangan di paha. Atur nafas sampai nafas teratur kurang lebih 1 menit.

3. Tarik nafas dari hidung 4 hitungan, tahan 4 hitungan, hembuskan lewat mulut 4 hitungan.

Baca Juga: Cara Mengajukan QR Code Aplikasi PeduliLindungi, Sambil Rebahan Bisa

Lakukan meditasi selama 10-15 menit sambil tanamkan dalam pikiran saya bisa mengatasinya, saya akan baik-baik saja. Sebaiknya meditasi ini dilakukan setiap hari selama minimal 14 hari. ***

Editor: Putu Ariek Putra Wijaya Kusuma

Tags

Terkini

Terpopuler