Sentimen SARA kian Memanas, Minoritas di India Hidup dalam Bayang - Bayang Ketakutan

- 13 Agustus 2021, 23:26 WIB
Ilustrasi kelompok ekstremis di India
Ilustrasi kelompok ekstremis di India /rt.com

“Saya diinterogasi di kantor polisi dari pukul 18:00-11 malam tentang upaya saya untuk pindah agama. Ketika mereka mengetahui saya tidak terlibat dalam kegiatan tersebut, mereka melepaskan saya.” ungkap Vipin.

Baca Juga: Tak Becus Tegakkan Prokes, Cina Pecat 11 Pejabat

Disinformasi ini berkembang pesat baik di tingkat nasional maupun lokal dan akhirnya mengarah pada kebencian menyeluruh terhadap komunitas mereka. Sedangkan media arus utama hanya bisa membeo disinformasi yang terlanjur meluas di media sosial.

Seperti yang dikatakan salah satu peneliti di London School of Economics setelah laporan Destructive Lies diterbitkan: “Para birokrat, polisi, hakim pengadilan yang lebih rendah, semuanya jelas dan bahkan tidak berusaha menyembunyikannya, secara terbuka berkolusi untuk melecehkan mereka. minoritas.”

Hal ini karena sekarang seluruh struktur sosial berpikir bahwa orang Kristen dicuci otak atau disuap untuk meninggalkan akar Hindu mereka. Inipun tak lain karena narasi yang tergambar di media sosial.

Baca Juga: Gantikan Cuomo, Kathy Hochul jadi Gubernur New York Perempuan Pertama dalam Sejarah

Sejak 2014, bagaimana orang Kristen diperlakukan di India sebenarnya cukup baik. Mereka dianggap melakukan banyak kegiatan amal dan pekerjaan sosial di rumah sakit. Sekarang, hal ini justru berbanding terbalik ketika kepercayaan mengenai kebebasan untuk memilih dan menjalankan keyakinan mulai luntur. 

Hal ini tak lain karena disinformasi yang disebarluaskan oleh para pemimpin radikal Hindu secara daring. Tindakan kekerasan celakanya diterima secara sosial bahkan dimaklumi oleh polisi dan diberi sanksi ringan oleh politisi.

Baca Juga: Penuhi Panggilan, JRX SID Tiba di Polda Metro Jaya Gunakan Masker Warna Hitam

Berbagai aksi kekerasan, protes massal, hukuman mati tanpa pengadilan, pemukulan massa, penangkapan dan interogasi sebagai akibat dari serangan kebencian dan disinformasi yang berkembang biak di media sosial.

Halaman:

Editor: Bagus Putu Ardha Krisna Putra

Sumber: thetablet.co.uk


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah