Jadi Pemasukan Utama, Begini Cara Taliban Terlibat dalam Perdagangan Opium dan Heroin

- 23 Agustus 2021, 13:37 WIB
Anggota Taliban saat meninjau ladang Opium
Anggota Taliban saat meninjau ladang Opium /hetanews.com

Baca Juga: Tangani Krisis, Hizbullah Janjikan Lebih Banyak BBM untuk Libanon

Sebagian besar provinsi di Afghanistan dipengaruhi oleh budidaya opium. Diperkirakan setiap hektar menghasilkan 28kg opium, yang berarti total 6.300 ton opium dibudidayakan tahun lalu.

Harga opium di tingkat petani turun 13% dari 2019 hingga 2020 menjadi £40/kg, dengan nilai total produksi opium tahun lalu diperkirakan £256 juta. Ini adalah yang terendah sejak pemantauan dimulai pada 2009, dengan 2011 dan 2017 mencapai harga tertinggi sekitar £ 1,1 miliar.

Baca Juga: Pentagon Kerahkan 6 Pesawat Komersil untuk Evakuasi seluruh Warga AS di Afghanistan

Setidaknya seperlima dari PDB Afghanistan diperkirakan berasal dari perdagangan opium.

Apa yang mendorong produksi opium di Afghanistan?
Afghanistan menjadi negara termiskin keenam di dunia. Negara ini bergantung pada industri Pertanian, dimana industri ini berkontribusi sekitar setengah dari kegiatan ekonomi di Afghanistan. Itu juga menyumbang setidaknya setengah dari semua pekerjaan di negara di mana dua dari lima orang di Afghanistan menganggur.

Baca Juga: Kunjungi Iran, Jepang Bahas Kisruh Kesepakatan Nuklir

Untuk mengatasi ketimpangan sosial, Afghanistan berupaya menanam tanaman yang lebih memiliki nilai jual tinggi dan mampu lebih banyak tenaga kerja. Dibandingkan dengan tanaman lain, bunga poppy pun dipilih lantaran membutuhkan lebih banyak tenaga kerja untuk memproduksinya sehingga lebih banyak orang yang dapat dipekerjakan.

Transformasi Afghanistan menjadi "negara-narkotika" bermula pada tahun 1980-an dengan perang proxy CIA melawan pendudukan Soviet di negara itu.

Pada tahun 1986, departemen luar negeri AS melaporkan bahwa opium adalah tanaman yang ideal di negara yang dilanda perang karena memerlukan sedikit investasi modal, tumbuh cepat dan mudah diangkut dan diperdagangkan.

Halaman:

Editor: Bagus Putu Ardha Krisna Putra

Sumber: Sky News


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x