BULELENGPOST.COM - Ketika anak-anak di seluruh dunia memeriksa daftar perlengkapan sekolah mereka dan bersiap untuk menghadiri kelas, 4.000 siswa Palestina justru terjebak dalam ketidakpastian.
Mereka tidak tahu kapan atau bagaimana mereka dapat kembali ke lorong ruang kelas agar bisa belajar.
Baca Juga: Di Inggris, Kaum Muda yang Minat Divaksinasi Diberi Hadiah Voucher Liburan dan Naik Taksi Gratis
Dikutip dair Al Jazeera, Jumat 20 Agustus 2021, mereka seharusnya memulai tahun ajaran baru pada 16 Agustus. Namun, kelas berlangsung di sekolah yang berbeda, karena fasilitas pendidikan asli mereka masih dalam penyelidikan.
Rangkaian peristiwa dimulai pada bulan Mei ketika serangan udara Israel merusak dua bangunan sekolah yang berdampingan, yakni SMP anak laki - laki “A” dan SD Anak Laki-Laki “A”. Keduanya beroperasi di bawah United Nations Relief and Works Agency (UNRWA).
Dua minggu setelah gencatan senjata, saat menilai kerusakan dan bagaimana melindungi tempat itu dari rudal, personel PBB menemukan rongga sedalam 7,5 meter. Dari sana, segalanya dengan cepat meningkat.
Baca Juga: Rusia Kembangkan Modifikasi Sputnik V untuk Tangkal Varian Delta
Hamas, kelompok yang mengendalikan Gaza, telah mengakui membangun jaringan terowongan di bawah Jalur Gaza untuk tujuan militer, tetapi belum secara resmi berkomentar tentang kontroversi seputar sekolah-sekolah khusus PBB ini.
Pekan lalu, untuk memverifikasi apakah sekolah aman dibuka untuk tahun ajaran baru, sebuah kelompok dari Layanan Pekerjaan Ranjau Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNMAS) mencoba melakukan penilaian risiko lanjutan dari struktur tersebut.